Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Nomaden

Gambar
Deskripsi Karya :  Hidup dikota megapolitan seperti Jakarta tidaklah mudah seperti yang dibayangakan orang-orang yang melihatnya dari TV (sinetron). Apalagi bagi perantau yang membawa keluarganya dari kampung, dengan tujuan merubah nasib agar lebih baik dari sebelumnya. Jakarta adalah kota terbuka bagi pendatang, tapi Jakarta tidak bertanggungjawab akan kehidupan para pendatang (kaum urban). Salam Afriani

Liputan Media Pameran Tunggal Afriani:"Be The Winner" 2015

Gambar
a. Jawa Pos (Jumat, 28/08/2015) sumber --->  http://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20150828/281887297062833/TextView b. Harian Republika (Selasa, 1/09/2015) sumber ---> http://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/15/09/01/ntznk923-dari-kritik-sosial-bertolak-ke-pergelutan-hidup   c. Harian Sinar Harapan (Sabtu/Minggu, 29-30/08/2015) sumber ---> http://www.sinarharapan.co/news/read/150828072/pameran-lukisan-afriani-be-the-winner-memahami-arti-kehidupan- d. Bisnis.com  (Rabu, 26/08/2015) sumber ---> http://lifestyle.bisnis.com/read/20150826/230/465873/perupa-afriani-gelar-pameran-tunggal-ke-3 sumber ---> http://lifestyle.bisnis.com/read/20150909/230/470567/lewat-pameran-tunggal-perupa-afriani-mendobrak-dunia-seni-rupa sumber ---> http://lifestyle.bisnis.com/read/20150909/230/470573/cerita-pertarungan-hidup-afriani-di-pameran-tunggal-be-the-winner Terima kasih kepada rekan-rekan media atas apresias

My Artworks in Solo Exhibition Afriani:"Be The Winner" 2015

Gambar
Petarung Sejati 150x200 cm OoC 2015 Siapapun Berhak Jadi Pemenang 150x200 cm OoC 2015 Siap Bertarung 150x150 cm OoC 2015 Berawal Dari Mimpi 200x150 cm OoC 2015 Saatnya Bangkit 150x200 cm OoC 2015 Metamorfosis 150x190 cm OoC 2015 Kepompong Besi 150x200 cm OoC 2015 Kepompong Emas 150x200 cm OoC 2015 Takdir Pemenang 300x150 cm (2 panel) OoC 2015 Padamu Aku Berjanji 200x150 cm OoC 2015 Antara Kesetiaan & Kebebasan 150x150 cm OoC 2015 Menaklukan Rasa Takut 150x200 cm OoC 2015 Pergulatan 150x150 cm OoC 2015 Mengejar Tantangan 150x150 cm OoC 2015 Mendobrak Tradisi 150x200 cm Pastel,Color Pencil,Oil on Canvas 2015 Para Pelintas Batas 200x150 cm OoC 2015 Introspeksi 150x200 cm Pastel on Canvas 2015 Matematis 150x200 cm OoC 2015 Indah Pada Saatnya 150x150 cm OoC 2015 Be The Winner  500x200 cm (4 panel) OoC 2015           Solo Exhibition Afriani:"Be The Winner" at Galeri 678

Kuratorial oleh Kuss Indarto

Antara Pemenang dan Pecundang Oleh Kuss Indarto MENYIMAK karya-karya lukis Afriani dalam tiga kali pameran tunggalnya seperti menatap irisan kecil panorama Indonesia yang penuh keburaman—meski ada cercah harapan. Menonton bentang-bentang kanvas Afriani dalam sewindu terakhir seperti merunuti pergeseran visual juga perkembangan substansi karya yang cukup tertata dan lumayan terkonsep. Dari pameran tunggal pertamanya tahun 2010 yang bertajuk “Vox Populi” lalu berlanjut pada “Prahara Sunyi” (tahun 2013), hingga “Be The Winner” yang dipresentasikan kali ini, apresian—setidaknya saya—bisa melihat dan merasakan gerak evolutif dari perjalanan kreatif seorang perupa yang berhasrat kuat membuat titik-titik pencapaian dari waktu ke waktu. Perkembangan dan gerak yang evolutif tampaknya menjadi modus dan pilihannya. Bukan bergerak secara revolutif/revolusioner atau terlalu kontras dan bergegas sehingga sangat mungkin melenyapkan jejak langkah kreatif yang ditorehkan sebelumnya. Ka

Catatan oleh Romo Mudji Sutrisno SJ.

METAMORFOSA SANG PEMENANG Oleh. Mudji Sutrisno SJ. (Budayawan) I.        Seorang anak laki-laki seumur SD tanpa baju sedang duduk mengamati ujung jari kakinya yang berdarah. Apakah luka tersandung atau tertimpa sesuatu, namun tetap wajah si anak dan sapuan warna-warna realis mampu memunculkan suasana luka dan keadaan melarat pada lukisan Afriani yang diberikan ke saya saat pameran lukisan-lukisannya beberapa tahun yang lalu. Afriani membawa sendiri lukisan itu dengan sepeda motor ke kami. Saya terpana karena cara berterima kasihnya amat mendalam, bersahaja hingga lukisan itu terpajang di pintu masuk kamar menyalamiku untuk selalu ingat sisi kehidupan miskin dan derita di kebanyakan saudara-saudari kita. Afriani sebagai pelukis perempuan memang lekat dengan kepekaan merasakan kehidupan seiris dilapis perjuangan-perjuangan mereka yang meskipun luka dan miskin namun pantang menyerah untuk terus bertahan dan menanggungnya. Potret keluarga manusia-manusia gerobak yang sem

Kata Pengantar dari Bapak Syakieb Sungkar

Hidup Eksistensial Afriani Oleh : Syakieb Sungkar Saya selalu kagum dengan Afriani. Karena gaya melukisnya yang cermat. Saya mulai memperhatikannya semenjak dia menjadi finalis Jakarta Art Award 7 tahun yang lalu. Memang Lukisan realis adalah salah satu tema favorit saya. Namun kali ini Afriani mengejutkan, karena pemilihan temanya yang ekistensial. Yaitu soal kelahiran - tantangan hidup - survival dan keinginan untuk menang. Entah kenapa saya menyukai Kierkegaard, filsuf kelahiran Denmark yang berpunuk (hunchback) dan kedua kakinya tidak sama panjang sehingga jalannya pincang. Kierkegaard mempunyai keyakinan umurnya tidak lebih dari 35 tahun mengingat semua keluarganya cuma bertahan hidup sampai maksimum 21 tahun saja karena sakit. Ketidaksempurnaan lahiriah membuat Kierkegaard menjadi seorang yang sinis dan sensitif. Namun dibalik itu dia dianugerahi akal yang cerdas dan mulut yang tajam. Sehingga dia dapat memikirkan hubungan antara yang fana atau mewaktu (temporal) de